Oleh:
Tri Endang Purwaningsih
NIM
: 2019082013
Penilaian dalam kegiatan belajar
mengajar adalah sebuah proses menghimpun fakta-fakta dan dokumen belajar
peserta didik yang dapat dipercaya untuk melakukan perbaikan program apabila
kegiatan penilaian tersebut terjadi sebagai bagian dari program pengajaran dan
pembelajaran di kelas. Sementara itu, penilaian diri merupakan suatu metode penilaian yang memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengambil tanggung jawab terhadap belajar mereka
sendiri. Kontribusi siswa untuk memulai pembelajaran dinilai melalui penilaian
diri dan penilaian tman sebaya disamping penilaian guru, yang kemudian akan
digabung sebagai nilai akhir sisoach, Gabe, &Madura, 1986). Dengan
demikian, penilaian berbasis siswa sangat dibutuhkan dalam mendukung relevansi
penilaian. Dalam penilaian sejawat, siswa menilai kemampuan siswa lain,
sedangkan penilaian diri siswa menilai kemampuan mereka sendiri. Penilaian
sejawat biasanya digunakan dalam mengevaluasi proyek dan presentasi prktis
(McCoach et al, 1986).
Mereka diberi kesempatan
untuk menilai pekerjaan dan kemampuan mereka sesuai dengan pengalaman yang
mereka rasakan. Oleh karena itu, guru dapat memulai proses penilaian diri
dengan kesempatan siswa untuk melakukan validasi pemikiran mereka sendiri atau
jawaban-jawaban hasil pekerjaan mereka. Untuk menuntun siswa dalam memahami
proses penilaian diri, guru perlu melengkapi mereka dengan lembaran self-assessment.
Penilaian diri dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri
siswa karena penilai yang tahu persis tentang diri siswa adalah siswa sendiri
dan siswa menjadi penilai yang terbaik atas hasil pekerjaannya sendiri.
Tujuan penilaian diri
tidak dapat membebaskan penilaian guru, tetapi melengkapi dan menambah usaha
guru untuk melakukan penilaian diri. Apabila pembelajaran sedang berlangsung,
maka praktek penilaian diri berfungsi sebagai pemberi suatu kerangka pemahaman
diri bagi guru dan siswa.
Beberapa alat penilaian
yang digunakan untuk membantu memulai dan membangun kepercayaan guru dan siswa
dalam penilaian diri dalam kaitan dengan iklim sekolah, yaitu:
1. Interview
Siswa dapat diminta untuk
melihat kemajuan mereka untuk memahami sebuah topik dengan melakukan interviu
kemudian mendengarkan hasil rekaman interviu yang mereka lakukan untuk melihat
kesesuaian antara hal yang diindentifikasi dengan hal yang menjadi kriteria
pembelajaran.
2. Jurnal
Siswa dapat diminta untuk
mempelajari jurnal yang sesuai dengan apa yang dipelajari. Agar aktifitas ini
berkualitas maka dilakukan bukan sebagai rutinitas. Siswa dapat termotivasi untuk
menulis kemudian memberikan respons apabila apa yang mereka tulis dengan apa
yang mereka pelajari.
3. Portfolio
Metode ini merupakan
informasi penting yang sangat terkenal, hal ini akan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk membuat keputusan mengenai penilaian relatif terhadap
pekerjaan mereka dan untuk mendorong mereka mengumpulkan hasil
capaian mereka yang dianggap terbaik.
4. Pencatatan/ Rekaman
Hasil dari penilaian
dicatat untuk berbagai tujuan. Guru membutuhkannya sebagai laporan kemajuan
siswa kepada orang tua atau pihak lain, atau bisa digunakan untuk mengevaluasi
efektifitas pembelajaran. Pada intinya semua informasi dapat disatukan dan
dicatat dari evaluasi diri dan dari penilaian yang lain.
5. Penilaian Teman Sejawat
Penilaian ini termasuk
dalam bagian lain karena beberapa aspek yang membedakan antara penilaian teman
dan penilain diri. Salah satu keuntungan dari penilaian teman adalah turut
serta membangun personaliti dan sifat sosial siswa. Siswa sebagai individu akan
belajar berkomunikasi dengan teman mereka dengan cara yang bebas.
Pendahuluan dan
penggunaan penilaian diri adalah salah satu cara yang harus diketahui
siswa tentang apa yang diharapkan dari
mereka dan seperangkat aturan dalam kelas yang harus mereka pahami. Poster yang
dituliskan dengan kalimat-kalimat tanya yang mengandung penilaian diri akan
menjadi hal pertama yang terbaik, dengan berbagai pertanyaan yang diajukan pada
diri mereka, misalnya
Ø Apa yang sudah aku
pelajari?
Ø Apa yang menyenangkan
dari pekerjaanku?
Ø Kesulitan
apa yang aku temui?
Ø Bagaimana
aku bisa mengembangkan ini?
Keuntungan bagi siswa yaitu:
1.
Siswa menjadi bertanggung
jawab terhadap belajarnya sendiri
2.
Siswa dapat menetapkan
langkah – langkah berikutnya dalam belajar.
3.
Siswa merasa aman tentang
sesuatu yang tidak benar.
4.
Meningkatkan harga diri
siswa dan menjadi sesuatu yang positif
5.
Siswa terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran
6.
Siswa menjadi lebih bebas
dan termotivasi.
Keuntungan bagi guru yaitu:
1.
Ada suatu pergesaran
tanggung jawab dari guru ke siswa
2.
Pelajaran lebih efisisen
jika para siswa termotivasi dan mandiri
3.
Umpan balik membantu guru
mengidentifikasi kemajuan siswa
4.
Guru dapat
mengidentifikasi langkah – langkah berikutnya untuk suatu grup/ individu.
5.
Terjadi persepsi antara
sisawa dan guru, siswa menjelaskan strategi maka
guru mengidentifikasi proses berfikir
6.
Pelajaran lebih efisien
karena membolehkan tantangan lebih besar
REFERENSI
Andrian,
D., kartowagiran, B., & Hadi, S. (2018) Pengembangan Instrumen untuk
Mengevaluasi Kurikulum Lokal di Indonesia. Internasional
Journal of Instruction, 11 (4), 922-934. https://doi.org/10.12973/iji.2016.9115a
McCoach, DB, Gable, RK, & JP (1986). Pengembangan
Instrumen di Domain Afektif. New York: Springer.
Setiawan, Ari.,
Djemari Mardapi, Supriyoko, Dedek Andrian. 2019. Pengembangan Instrumen untuk Menilai Domain Afektif Siswa Menggunakan Model Penilaian Diri dan
Rekan. International Journal of Instruction, 12 (3)
Wijayanti, Anita.
2017. Efektivitas self assessment dan peer assessment dalam pembentukan
karakter siswa. Jurnal IAIN Kediri, 15 (2)
http://handoyothetruescout.blogspot.com/2015/07/makalah-penilaian-diri.html
diunggah pada
web: www.smpnegeri3grabag.sch.id